Sabtu, 18 September 2010

Gua Maria Sendang Ratu Kenya & Hati Kudus Yesus

GUA MARIA SENDANG RATU KENYA

Nama Gua Maria Sendang Ratu Kenya ini pertama kali kami dengar dari tetangga yang sangat bersyukur yang akhirnya dikaruniai cucu setelah berdoa di gua Maria ini. Berbekal alamat di Danan , Wonogiri dan selintas info hasil search di internet, pada libur September ini kami meluncur dari Surabaya ke Wonogiri.

Setelah melewati Sragen - Palur , mau masuk ke Solo, ada arah ke Wonogiri . Masuk Wonogiri,kami sering bertanya dan melihat papan arah di jalan menuju Pracimantoro.
Sore itu cuaca hujan rintik-rintik. Jalan yang naik turun dan berkelok-kelok sangat mengesankan . Arahnya menuju atau tepatnya memutari Waduk Gajah Mungkur ,anda akan menjumpai daerah Wuryantoro. Sepanjang waduk tersebut ada banyak penjual ikan goreng. Kami menyempatkan diri untuk singgah sebentar. Ada wader goreng, udang goreng , ikan tawes dan gurami goreng juga ada. Bahkan ada yang masih panas baru diangkat dari penggorengan. Saya sangat menyukai wader gorengnya, gurih dan renyah.
Perjalanan kami lanjutkan, ada persimpangan dan ada arah ke Pracimantoro. Jalannya ternyata masih jauh. Hari sudah malam. Sekali lagi kami melihat banyak wisata kuliner disini, sepanjang jalan banyak warung bakso baik yang kecil-kecilan maupun yang besar dan ramai.
Kami sempat keliru membelokkan mobil ke arah Gua Ratu Kencono...dari gelapnya malam palangnya terlihat Gua Ratu.... sehingga kami menduga Gua Maria yang kami cari.
Takut tersesat lagi, kami bertanya arah Gua Maria Sendang Ratu Kenya di kantor kepolisian.Perjalanan kami lanjutkan sampai bertemu persimpangan ke Giriwoyo dan jalur ke Yogja.Kami belok ke Giriwoyo . Jalanan menanjak. Setelah beberapa kali bertanya ,setelah sekitar 12 km lega rasanya, akhirnya kami melihat palang St Ignatius Danan. Beberapa puluh meter kemudian ada gapura yang berseberangan jalan, menuju Gua Maria. Jalan makin menanjak, kecil tapi sudah bagus. Hanya beberapa puluh meter, mobil kami bisa diparkir di parkiran tepat dibawah Gua Maria.

Waktu itu pukul 7 malam. Dan kami sangat beruntung, malam itu ada misa jam 8 malam di kapel yang terletak didekat Gua Maria.
Setelah mandi di area tersebut, kami bersiap untuk Misa bersama penduduk setempat.
Setelah parkiran, kita akan menjumpai mata air dari sumur tua. Saya cuci muka dan sedikit meminum air tsb. Ternyata sangat bening dan segar. Tak lupa kami mengisi penuh botol yang sudah kami siapkan dari rumah. Naik beberapa anak tangga, kita bisa berdoa di Gua Maria Sendang Ratu Kenya. Tempat berdoa sangat mendukung untuk khusyuk. Ada berderet-deret kursi untuk duduk berdoa. Naik beberapa tangga kemudian, ada semacam aula kecil dan didepannya ada altar misa bernuansa alam. Dan naik lagi, kali ini tangganya agak tinggi, tapi ada besi pegangan untuk yang sepuh, menuju Kapel Rasul Yohanes. Berada didepan pintu kapel, puji syukur bahwa kami bisa berada di tempat yang indah ini dan bisa berdoa, mengucap syukur dan memohon karunia-Nya dengan khusyuk.

Seusai Misa, kami berbincang dengan Romo Paroki. Dari beliau kami banyak mendapatkan informasi dan juga mendapatkan leaflet Gua Maria Sendang Ratu Kenya.
Berikut info yang dapat kami bagi, mengutip dari leaflet tsb.

Informasi kegiatan :
1. Novena Bunda Maria Sendang Ratu Kenya Paroki St.Ignatius Danan dilaksanakan setiap minggu pertama, pk 09.30 WIB pada bulan September sampai dengan Mei.
2. Misa Kudus di Kapel Sendang Ratu Kenya, setiap hari Jumat Malam pk.20.00

Bila anda membutuhkan informasi, bisa menghubungi Sekretariat Paroki Danan,
Hp, 0828207122.
Sebaiknya telpon pagi dibawah jam 13.00.


Bila anda datang bersama orang tua bersamaan dengan ada Novena , saran saya datang lebih awal. Karena parkiran yang tepat dibawah Gua Maria itu tidaklah luas. Jadi bila penuh, parkiran akan melebar ke jalan sebelum gapura masuk Gua Maria


GEREJA HATI KUDUS YESUS GANJURAN 

Tujuan  berikutnya adalah Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran Bantul.
Kami kembali ke persimpangan Giriwoyo dan Yogya yang berjarak sekitar 10 km. Lurus menuju kota Yogyakarta menembus Gunung Kidul. Sambil turun gunung,menikmati keindahan Yogyakarta di waktu malam berhiaskan lampu-lampu.
Menginap di kota Yogya tidak ada habis-habisnya untuk diulangi dan ditelusuri lagi. Menyusuri ruas jalan Malioboro, jelas tidak pernah jemu. Batik Yogya diaplikasikan dalam banyak bentuk, dari baju , tas, topi bahkan accessories pun dengan batik. Dan selalu ada yang baru dari batik.

Sore hari kami menuju gereja Gereja Hati Kudus Yesus Ganjuran di Bantul. Dari kota Yogya menuju luar kota arah pantai Samas. Tidak lama kami temukan petunjuk RS Elisabeth. Kami berbelok, karena gereja Gereja Hati Kudus Yesus Ganjuran berdekatan dengan RS Elisabeth.
Beruntung kami bisa parkir didalam lingkungan gereja. Kami mengambil air di mata air Tirta Perwitasari. Lalu berdoa di Candi Hati Kudus Yesus  yang memang berasitektur candi. Lilin pun kami nyalakan bersama puluhan lilin dari pendoa lain. Hujan rintik-rintik membasahi kepala. Rasanya aku bisa merasakan keteduhan hatiku walaupun sekelilingku agak ramai saking banyaknya pendoa.Tapi bila anda tidak ingin kehujanan, bisa berteduh karena di depan candi ada naungan tempat berdoa dan berderet-deret kursi untuk duduk.
Bila hendak jalan salib, lokasi jalan salib berada di sekeliling candi. Toko gereja pun ada  didekat candi bila membutuhkan.
Misa di Gereja Ganjuran : Sabtu pk 16.00 dan 18.00
                                        Minggu pk 07.00
Kami mengikuti misa pk 18.00. Gereja Gereja Hati Kudus Yesus Ganjura didesain 'open air' mirip aula dengan lantai cukup tinggi. Ornamennya ukir-ukiran bernuansa hijau baik pada tiang, altar maupun langit-langit. Detailnya sangat teliti, saya tidak tahu seberapa tinggi nilai seninya tetapi sebagai awam itu adalah keindahan yang luar biasa.  Perwujudan Bunda Maria dan Yesus dalam budaya Jawa dan Hindu.
Dari artikel yang pernah saya baca, budaya Eropa pun ada . Yaitu dari bentuk bangunan berupa salib bila dilihat dari atas.
Kekayaan ornamennya membuat altar tidak perlu dihiasi banyak bunga seperti altar gereja pada umumnya.
Mata saya tak henti-hentinya meneliti setiap detil ornamen sebelum misa berlangsung.


Di akhir misa , ada perkenalan dari seorang suster berjubah abu-abu dari ordo tertentu. Beliau mengajak kaum muda untuk berani mendengarkan suara hatinya. Setiap pilihan hidup,apapun itu, mengandung resiko yang harus disikapi sebaik-baiknya. Bila ada yang terketuk hatinya untuk melayani Tuhan sepenuhnya , diminta untuk berani memutuskan dengan hidup membiara.

Malam terus beranjak. Hujan makin deras. Malam ini juga, kami sekeluarga pulang ke Surabaya. Doa Bapa Kami dan Salam Maria mengiringi perjalanan kami.
Terimakasih Bapa, atas perlindungan-Mu dalam perjalanan rohani kami mencari-Mu.Amin